Penerapan Komunikasi Pembangunan dalam Kegiatan Dakwah


ARNEWS - Komunikasi memiliki  peran penting dalam pembangunan terutama untuk peyampaian informasi kepada masyarakat tentang pembangunan. Diketahui bahwa pembangunan yaitu proses, yang menekankan pada keselarasan antara aspek kemajuan lahiriah dan kepuasan batiniah. Jika dilihat dari perspektif ilmu komunikasi yang juga mempelajari masalah proses, yakni tahapan dalam menyampaikan pesan seseorang kepada orang lain yang bertujuan perubahan yakni perubahan pada sikap, argumen dan perilakunya. Dengan demikian pembangunan pada dasarnya melibatkan minimal tiga komponen, yakni komunikator pembangunan seperti aparat pemerintah ataupun masyarakat, pesan pembangunan yang berisi ide, gagasan, informasi atau pun program-program pembangunan, dan komunikan pembangunan, yaitu masyarakat luas baik penduduk yang berada di tataran perdesaan maupun perkotaan sebagai sasaran pembangunan. Dalam aktivitas dakwah, Da’i atau juru dakwah berperan sebagai pihak yang menyampaikan pesan pembangunan untuk mengajak masyarakat kepada kehidupan yang lebih baik dan diridhai Allah SWT.


Konsep komunikasi pembangunan menurut Zulkrimen (2004)  dapat dilihat secara luas dan secara sempit yaitu dalam pendefinisian luas komunikasi pembangunan adalah peran dan fungsi komunikasi sebagai serangkaian aktivitas pertukaran pesan secara timbal balik diantara semua pihak yang terlibat pembangunan, sedangkan dalam pendefinisian secara sempit komunikasi pembangunan adalah segala upaya dan cara, serta teknik penyampaian gagasan, dan keterampilan-keterampilan pembangunan yang berasal dari pihak yang memprakarsai pembangunan dan ditujukan kepada masyarakat luas.


Tugas pokok komunikasi dalam suatu perubahan sosial dalam rangka pembangunan adalah menyampaikan informasi pembangunan kepada masyarakat utuk melakukan perubahan ke arah yang lebih baik, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mengambil bagian secara aktif dalam proses pembuatan keputusan pembanguan , dan mendidik tenaga kerja yang diperlukan. Usaha-usaha pembangunan dimaksud sesungguhnya terintegrasi dalam kegiatan dakwah yang diformulasikan dalam berbagai bentuk dakwah. Artinya bagaimana dakwah memberikan andil dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan manusia seutuhnya.


Hakikat pembangunan nasional adalah membangunan manusia seutuh baik fisik maupun mental dalam mewujudkan masyarakat sejahtera. Banyak ruang dan posisi yang dapat dilakukan juru dakwah dalam membangun manusia seutuhnya yakni sebagai komunikator pembangunan menyampaikan pesan-pesan pembangunan, dinamisator, motivator, fasilitator melalui dakwah lisan, tulisan, dan perbuatan. Kegiatan dakwah dari segi bentuknya perilaku keislaman itu, antara lain berupa irsyad (internalisasi dan bimbingan nasional), tabligh (transmisi dan penyebarluasan), tadbir (rekayasa sumber daya manusia), tathwir (pengembangan kehidupan masyarakat muslim) dalam aspek-aspek kultural universal. (Muhiddin, 2002).


Peranan komunikasi dalam pembangunan menyentuh berbagai aspek yang relevan dengan tuntutan pembangunan. Hedebro dalam (Zulkrimen, 2004) mengemukakan 12 yang dapat dilakukan komunikasi dalam pembangunan, yaitu: 1) komunikasi dapat menciptakan iklim bagi perubahan dengan membujukkan nilai-nilai, sikap mental, dan bentuk perilaku yang menunjang modernisasi, 2) komunikasi dapat mengajarkan skill-skill baru, mulai dari baca-tulis ke pertanian, hingga ke keberhasilan lingkungan, hingga reparasi mobil, 3) media massa dapat bertindak sebagai pengganda sumbersumber daya pengetahuan, 4) media massa dapat mengantarkan pengalaman-pengalaman yang seolaholah dialami sendiri, sehingga mengurangi biaya psikis dan ekonomis untuk menciptakan kepribadian yang mobile, 5) komunikasi dapat meningkatkan aspirasi yang merupakan perangsang untuk bertindak nyata, 6) komunikasi dapat membantu masyarakat menemukan norma-norma baru dan keharmonisan dari masa transisi, 7) komunikasi dapat membuat orang lebih condong untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan di tengah kehidupan masyarakat, 8) komunikasi dapat mengubah struktur kekuasaan pada masyarakat yang bercirikan tradisional, dengan membawa pengetahuan kepada massa. Mereka yang beroleh informasi akan menjadi orang yang berarti, dan para pemimpin tradisional akan tertantang oleh kenyataan bahwa ada orang-orang lain yang juga mempunyai kelebihan dalam hal memiliki informasi, 9) komunikasi dapat menciptakan rasa kebangsaan sebagai sesuatu yang mengatasi kesetiaan-kesetiaan lokal, 10) komunikasi dapat membantu mayoritas populasi menyadari pentingnya arti mereka sebagai warga negara, sehingga dapat membantu meningkatkan aktivitas politik, 11) komunikasi memudahkan perencanaan dan implementasi program-program pembangunan yang berkaitan dengan kebutuhan penduduk, dan 12) komunikasi dapat membuat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik menjadi suatu proses yang berlangsung sendiri (self-perpetuating) (Zulkrimen, 2004).


Penulis : Muhammad Azis (3012018051) Mahasiswa IAIN Langsa


0 Comments

Post a Comment

Post a Comment (0)

Previous Post Next Post